Minggu, 19 September 2010

Dunia Maya yang Memberikan Hikmah

Judul : Hikmah dari Seberang
Penyusun dan Penterjemah : Abu Abdillah Al-Husainy
Penerbit : Pustaka Zawiyah, Solo
Tahun Terbit : 2008, Cetakan VIII
Tebal Buku : 184 halaman

----------------------------


Ada satu kisah tentang seorang anak kecil yang melihat sebuah batu berukuran sedang kemudian dia ingin menggesernya. Lalu terjadilah dialog antara si anak dengan ayahnya.

"Ayah, apakah aku mampu menggeser batu tersebut?." Tanya si anak.

"Tentu saja kamu mampu, asalkan kamu menggunakan segenap kekuatan yang kamu miliki." Jawab si ayah.
Si anak kecil itu pun berusaha untuk menggeser batu, tetapi batu tidak bergerak sedikitpun.

"Yah, aku tidak bisa menggeser batu ini. Padahal aku sudah mengerahkan seluruj kekuatanku. Perkataanmu tadi keliru Yah!"

"Aku tidak keliru Nak. Aku tadi berkata, kamu tentu bisa menggesernya bila menggunakan semua kekuatanmu; kamu tidak meminta bantuanku."
Itu adalah salah satu kisah dalam buku ini yang membuat pembaca seakan melihat bahwa dirinya juga sama seperti anak kecil tersebut yang tidak pernah menggunakan segenap kekuatannya untuk menggeser batu problema kehidupan menjauh dari dirinya. Setelah dia tahu bahwa yang dimaksud kekuatan itu bukan hanya dari dirinya sendiri tapi juga dari orang tua, keluarga, serta sahabat. Maka dia baru tersadar bahwa dia telah salah memaknai kekuatan itu, dia sadar bahwa selama ini dia telah sombong dengan menganggap bahwa semuanya harus dia yang memikul.
Ada satu lagi cerita yang sangat menarik tentang seorang guru Filsafat yang menjelaskan tentang kehidupan kepada murid-muridnya. Ia mengambil sebuah wadah besar dari kaca lalu mengisinya dengan batu berdiameter kurang lebih 2 inci. Wadah itu pun penuh. Kemudian dia bertanya kepada murid-muridnya, "Apakah wadah ini sudah penuh?" Murid-muridnya menjawab, "Ya."
Kemudian guru tadi mengambil sejumlah batu kerikil lalu memasukkannya ke dalam wadah tadi. Wadah itu pun digoyang-goyangnya dengan lembut sehingga kerikil-kerikil tadi mengisi ruang kosong diantara batu-batu. "Apakah wadah ini sudah penuh?" "Ya", jawab murid-murid.
Pak guru kemudian mengambil sekaleng pasir lalu menuangkannya ke dalam wadah tadi. Pasir itu pun segera mengisi ruang-ruang kosong di antara batu dan kerikil.
"Demikianlah sesungguhnya kehidupan kita ini," kata si guru. "Batu merupakan hal-hal yang penting dalam kehidupan kita misalnya keluarga, kesehatan, keyakinan, dan lain-lain yang bila kita tidak mengurusnya dengan baik maka kita akan sengsara. Sedangkan kerikil adalah hal-hal lain yang kedudukannya lebih rendah, tapi berpengaruh pada kehidupan seperti pekerjaan, rumah, motor ataupun mobil. Pasir adalah hal-hal lain yang kedudukannya kurang begitu penting.
Jadi, apabila kehidupan ini diisi dengan pasir terlebih dahulu, maka batu dan kerikil tidak akan mendapat tempat. Maka oleh karena itu, utamakanlah batu, utamakanlah hal-hal penting, sediakan waktu untuk keluarga, untuk memeriksa kesehatan. Lalu tetapkan urutan prioritas, yang lain hanyalah pasir.

Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Gaya penerjemahannya yang sederhana dan ringkas membuat para pembaca tidak susah untuk mencernanya. Ketika membaca satu cerita, maka pembaca akan ingin membaca kisah atau cerita lainnya. Sehingga tak terasa buku ini sudah habis terbaca.
Selain itu, ketika membaca satu kisah atau artikel. Maka pembaca akan dibawa untuk merenungkan hikmah yang terkandung dalam kisah atau artikel tersebut. Dan setelah mendapatkan hikmah tersebut, si pembaca seakan diberi pengertian bahwa hikmah itu ternyata terdapat di sekitar kehidupannya.
Isi buku ini juga sangat bermanfaat, karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kisah dan artikelnya berhubungan dengan kekeluargaan, pekerjaan, masyarakat, rasa syukur, dan lain-lain.
Jadi, sebenarnya buku ini mengajak para pembaca untuk bersedia memperhatikan semua. Baik itu hal-hal kecil maupun besar yang terjadi di sekitar yang selama ini mungkin terlewatkan begitu saja tanpa ada hasil. Sehingga para pembaca sadar bahwa semua kehidupan yang dijalaninya itu penuh dengan makna, penuh dengan hikmah.
Sebagaimana sabda Nabi SAW: "Kalimat hikmah adalah milik orang Mukmin yang hilang."
Imam Ali RA berkata: "Ambillah hikmah dari sumber manapun."
Oleh karena itu, sudah sepantasnya lah hikmah itu kita cari, tidak peduli dari mana saja sumbernya.




Senin, 06 September 2010

Waspadalah Terhadap Apa yang Anda Makan


Judul Buku : Halalkah Makanan Anda?
Penulis : Sri Nuryati, S.Si.
Penerbit : Aqwamedika Solo
Tahun Terbit : 2008, Cetakan I
Tebal Buku : xiv + 176 Halaman
--------------------------------

Islam sangat memerhatikan perihal makanan. Standar makanan yang halal dan baik bagi kaum muslimin sudah dijelaskan secara mendetail dalam banyak surah. Di antaranya dalam surah An-Nahl ayat 114 : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” Kelalaian sebagian umat Islam terhadap kehalalan suatu produk yang dimanfaatkannya, tentu berdampak terhadap penghambaanya kepada Allah SWT. Contohnya saja sholat yang tidak khusyu, do’a yang tidak dikabulkan, sifat malas untuk beribadah, dan lain sebagainya.

Sekarang ini, orang-orang Islam baik sadar ataupun tidak, telah terjajah oleh orang-orang non muslim. Produk-produk mereka membanjiri negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam tidak terkecuali Indonesia. Sehingga timbul pertanyaan apakah produk-produk yang dihasilkan oleh mereka itu terjamin kehalalannya.

Oleh karena itu, Sri Nuryani, S.Si. menulis secara ringkas dan jelas tentang persoalan produk-produk yang sering kita konsumsi atau gunakan. Selain itu dia juga menghimbau kepada para konsumen agar berhati-hati dalam memilih suatu produk. Karena banyak produk-produk yang beredar di masyarakat tidak jelas status kehalalannya.

Disadari atau tidak, banyak produk-produk yang mengandung unsur babi bertebaran di sekitar kita. Misalnya saja pasta gigi, sabun, shampoo, dan es krim. Banyak juga orang yang tidak tahu bahwa barang-barang keperluan rumah tangga seperti piring, cangkir, dan mangkok ada kemungkinan terbuat dari produk babi.

Perlu diketahui bahwa hampir seluruh bagian tubuh babi bernilai guna. Dagingnya merupakan sumber protein yang tinggi. Lemaknya dimanfaatkan untuk melunakkan makanan, dan tentunya harganya yang lebih murah jika dibandingkan lemak sayuran atau lemak sapi. Tulangnya diproses menjadi tepung tulang yang dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur, perabot rumah tangga, dan diberdayakan dalam pembuatan gelatin. Kulitnya merupakan sumber kolagen potensial yang digunakan dalam bidang kedokteran untuk suntik kolagen karena memiliki prosedur yang lebih mudah dikarenakan struktur DNA babi hampir mirip struktur DNA manusia.

Tetapi, berapa pun banyaknya manfaat babi, tetap saja babi dan segala bentuk olahannya diharamkan oleh agama Islam. Dan tentu saja pengharaman ini memiliki hikmah tersembunyi yang mungkin pada zaman dulu belum bisa dibuktikan aspek negatifnya. Tetapi sekarang telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan aspek-aspek negatif tersebut. Diantaranya adalah : 1) Di dalam tubuh babi banyak tersimpan bibit penyakit seperti cacing pita, cacing spiral, cacing tambang, dll. 2) Daging babi sering tercemar kotoran, karena kantung urine babi sering bocor, sehingga urine-nya merembes ke dalam daging. 3) Babi merupakan carrier virus flu burung. Dalam tubuh babi, virus AI (H1N1 atau H2N1) tidak ganas dan tidak menular kepada manusia. Namun, ketika bermutasi menjadi H5N1, virus ini menjadi ganas, mematikan, dan dapat menular kepada manusia. 4) DNA babi mirip dengan manusia. Sehingga sifat buruk babi seperti rakus, kotor, jorok, pemalas dapat menular kepada manusia.

Selain itu perlu diwaspadai juga produk yang berbahan gelatin dan lesitin. Keduanya ini merupakan senyawa kimia yang sering dimanfaatkan berbagai macam industri.

Gelatin merupakan protein hewani yang berasal dari jaringan ikat kolagen pada bagian kulit, otot, atau tulang. Jenis binatang yang kulit dan tulangnya banyak mengandung gelatin adalah babi dan sapi. Sumber alternatif lain adalah kambing dan domba. Di negara-negara Barat (misal Amerika), tulang dan kulit babi lebih potensial sebagai bahan baku penghasil gelatin karena gelatin dari kulit babi memiliki kualitas tinggi juga harganya yang lebih murah daripada sapi atau kambing.

Gelatin banyak dimanfaatkan dalam industri makanan dan farmasi, terutama dimanfaatkan sebagai emulsifier (emulgator). Gelatin juga dimanfaatkan dalam industri plastik, perekat, dan fotografi. Sebagai bahan tambahan makanan, gelatin berfungsi sebagai penyedap rasa, pemekat, pengental, pengembang, dan sebagainya. Diantara produk-produk yang memakai gelatin adalah: es krim, margarin, permen, obat tablet, obat pil, shampoo, body lotion, tinta, lem, dan sebagainya.

Adapun lesitin merupakan turunan dari senyawa lipida, termasuk lemak majemuk. Lesitin dapat diperoleh dari proses ekstraksi zat-zat yang mengandung asam lemak. Pada umumnya, lesitin dapat diperoleh dari lemak hewani maupun nabati. Lemak hewani umumnya diperoleh dari lemak daging babi, sapi, kerbau, dan kambing.juga kuning telur. Lesitin nabati dapat dihasilkan dari tanaman kacang-kacangan seperti kedelai.

Peranan utama lesitin adalah mampu mengemulsikan bahan-bahan lain. Sehingga sering dimanfaatkan sebagai emulgator pada industri makanan terutama. Selain itu, lesitin berfungsi meningkatkan kecerdasan pada manusia sehingga sering dimasukkan dalam produk makanan. Apalagi makanan yang mengandung unsur lemak misalnya permen, keju, margarin, biskuit, roti, dan sebagainya.

Tapi yang jadi problem, lesitin sering dituliskan dengan nama “lesitin” saja tanpa dijelaskan sumbernya apakah itu lesitin hewani ataukah lesitin nabati. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan ketika membeli produk yang dalam daftar komposisinya tertulis nama lesitin. Apakah lesitin tersebut berasal dari lemak yang halal atau haram?

Sudah sepatutnya lah kita sebagai orang Islam lebih berhati-hati dalam memilih suatu produk. Karena tentunya kehalalan suatu produk pasti memberi manfaat bagi diri kita baik itu yang bersifat jasmani maupun rohani.