Senin, 06 September 2010

Waspadalah Terhadap Apa yang Anda Makan


Judul Buku : Halalkah Makanan Anda?
Penulis : Sri Nuryati, S.Si.
Penerbit : Aqwamedika Solo
Tahun Terbit : 2008, Cetakan I
Tebal Buku : xiv + 176 Halaman
--------------------------------

Islam sangat memerhatikan perihal makanan. Standar makanan yang halal dan baik bagi kaum muslimin sudah dijelaskan secara mendetail dalam banyak surah. Di antaranya dalam surah An-Nahl ayat 114 : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” Kelalaian sebagian umat Islam terhadap kehalalan suatu produk yang dimanfaatkannya, tentu berdampak terhadap penghambaanya kepada Allah SWT. Contohnya saja sholat yang tidak khusyu, do’a yang tidak dikabulkan, sifat malas untuk beribadah, dan lain sebagainya.

Sekarang ini, orang-orang Islam baik sadar ataupun tidak, telah terjajah oleh orang-orang non muslim. Produk-produk mereka membanjiri negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam tidak terkecuali Indonesia. Sehingga timbul pertanyaan apakah produk-produk yang dihasilkan oleh mereka itu terjamin kehalalannya.

Oleh karena itu, Sri Nuryani, S.Si. menulis secara ringkas dan jelas tentang persoalan produk-produk yang sering kita konsumsi atau gunakan. Selain itu dia juga menghimbau kepada para konsumen agar berhati-hati dalam memilih suatu produk. Karena banyak produk-produk yang beredar di masyarakat tidak jelas status kehalalannya.

Disadari atau tidak, banyak produk-produk yang mengandung unsur babi bertebaran di sekitar kita. Misalnya saja pasta gigi, sabun, shampoo, dan es krim. Banyak juga orang yang tidak tahu bahwa barang-barang keperluan rumah tangga seperti piring, cangkir, dan mangkok ada kemungkinan terbuat dari produk babi.

Perlu diketahui bahwa hampir seluruh bagian tubuh babi bernilai guna. Dagingnya merupakan sumber protein yang tinggi. Lemaknya dimanfaatkan untuk melunakkan makanan, dan tentunya harganya yang lebih murah jika dibandingkan lemak sayuran atau lemak sapi. Tulangnya diproses menjadi tepung tulang yang dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur, perabot rumah tangga, dan diberdayakan dalam pembuatan gelatin. Kulitnya merupakan sumber kolagen potensial yang digunakan dalam bidang kedokteran untuk suntik kolagen karena memiliki prosedur yang lebih mudah dikarenakan struktur DNA babi hampir mirip struktur DNA manusia.

Tetapi, berapa pun banyaknya manfaat babi, tetap saja babi dan segala bentuk olahannya diharamkan oleh agama Islam. Dan tentu saja pengharaman ini memiliki hikmah tersembunyi yang mungkin pada zaman dulu belum bisa dibuktikan aspek negatifnya. Tetapi sekarang telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan aspek-aspek negatif tersebut. Diantaranya adalah : 1) Di dalam tubuh babi banyak tersimpan bibit penyakit seperti cacing pita, cacing spiral, cacing tambang, dll. 2) Daging babi sering tercemar kotoran, karena kantung urine babi sering bocor, sehingga urine-nya merembes ke dalam daging. 3) Babi merupakan carrier virus flu burung. Dalam tubuh babi, virus AI (H1N1 atau H2N1) tidak ganas dan tidak menular kepada manusia. Namun, ketika bermutasi menjadi H5N1, virus ini menjadi ganas, mematikan, dan dapat menular kepada manusia. 4) DNA babi mirip dengan manusia. Sehingga sifat buruk babi seperti rakus, kotor, jorok, pemalas dapat menular kepada manusia.

Selain itu perlu diwaspadai juga produk yang berbahan gelatin dan lesitin. Keduanya ini merupakan senyawa kimia yang sering dimanfaatkan berbagai macam industri.

Gelatin merupakan protein hewani yang berasal dari jaringan ikat kolagen pada bagian kulit, otot, atau tulang. Jenis binatang yang kulit dan tulangnya banyak mengandung gelatin adalah babi dan sapi. Sumber alternatif lain adalah kambing dan domba. Di negara-negara Barat (misal Amerika), tulang dan kulit babi lebih potensial sebagai bahan baku penghasil gelatin karena gelatin dari kulit babi memiliki kualitas tinggi juga harganya yang lebih murah daripada sapi atau kambing.

Gelatin banyak dimanfaatkan dalam industri makanan dan farmasi, terutama dimanfaatkan sebagai emulsifier (emulgator). Gelatin juga dimanfaatkan dalam industri plastik, perekat, dan fotografi. Sebagai bahan tambahan makanan, gelatin berfungsi sebagai penyedap rasa, pemekat, pengental, pengembang, dan sebagainya. Diantara produk-produk yang memakai gelatin adalah: es krim, margarin, permen, obat tablet, obat pil, shampoo, body lotion, tinta, lem, dan sebagainya.

Adapun lesitin merupakan turunan dari senyawa lipida, termasuk lemak majemuk. Lesitin dapat diperoleh dari proses ekstraksi zat-zat yang mengandung asam lemak. Pada umumnya, lesitin dapat diperoleh dari lemak hewani maupun nabati. Lemak hewani umumnya diperoleh dari lemak daging babi, sapi, kerbau, dan kambing.juga kuning telur. Lesitin nabati dapat dihasilkan dari tanaman kacang-kacangan seperti kedelai.

Peranan utama lesitin adalah mampu mengemulsikan bahan-bahan lain. Sehingga sering dimanfaatkan sebagai emulgator pada industri makanan terutama. Selain itu, lesitin berfungsi meningkatkan kecerdasan pada manusia sehingga sering dimasukkan dalam produk makanan. Apalagi makanan yang mengandung unsur lemak misalnya permen, keju, margarin, biskuit, roti, dan sebagainya.

Tapi yang jadi problem, lesitin sering dituliskan dengan nama “lesitin” saja tanpa dijelaskan sumbernya apakah itu lesitin hewani ataukah lesitin nabati. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan ketika membeli produk yang dalam daftar komposisinya tertulis nama lesitin. Apakah lesitin tersebut berasal dari lemak yang halal atau haram?

Sudah sepatutnya lah kita sebagai orang Islam lebih berhati-hati dalam memilih suatu produk. Karena tentunya kehalalan suatu produk pasti memberi manfaat bagi diri kita baik itu yang bersifat jasmani maupun rohani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar